Oleh : T.M. Jamil, Associate Profesor (Akademisi dan Ilmuwan Sosial, USK, Banda Aceh) 18-juni-2024
Perjuangan yang dialami Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As serta istrinya Ibu Siti Sarah (isteri pertama) dan Ibu Siti Hajar (isteri kedua) memang berbeda dengan perjuangan kita sebagai manusia biasa. Perjuangan para nabi dan keluarganya tentulah sangat berat dan lebih berat dari kita.
Nabi Ibrahim dengan keyakinan dan iman kepada Allah Swt mengorbankan putra kesayangannya, Ismail yang saat itu masih usia sekitar 9 tahun untuk disembelih. Berkah kegigihan dan ketakwaannya pada Allah SWT akan perjuangan Nabi Ibrahim dan keikhlasan yang sungguh besar pada Ismail yang masih kecil (saat itu) diganti dengan binatang kambing atau domba.
Nabi Ibrahim dan putranya juga dapat melewati gangguan dan godaan setan yang hendak menghalangi langkah serta niatnya untuk menunjukkan kecintaannya pada Allah.
Begitu juga Siti Sarah sebagai istri pertama yang tidak memiliki anak bersama Nabi Ibrahim ikhlas untuk suaminya menikah lagi agar mendapatkan keturunan. Keikhlasan seorang istri yang rela dimadu. Subhanallah…
Karena keikhlasan Ibu Siti Sarah rela suaminya menikah lagi, setelah Ismail lahir dari Ibu Siti Hajar, Beliau pun juga bisa mengandung dan melahirkan. Siti Hajar, perjuangan seorang ibu yang rela naik turun bukit (yang sekarang terkenal dengan Bukit Safa – Marwah), meninggalkan putranya yang masih bayi seorang diri.
Siti Hajar tidak mengeluh, tidak tergoda bujuk rayu setan yang mencoba menghalanginya untuk terus berusaha mencari air minum buat putra tercintanya, Ismail. Tanpa kenal lelah, tanpa berkeluh kesah, tanpa pantang menyerah serta kuat iman dengan godaan datang.
Saat itu Bukit Safa – Marwah yang digunakan untuk ritual rukun haji dan umrah (Sa’i) tentulah tidak mulus seperti sekarang. Panas, jalanan berbatuan. Orang-orang yang sedang sa’i dalam ibadah umrah atau haji tak layak mengeluh kalau ingat perjuangan Ibu Siti Hajar. Jalan 7 kali sa’i sudah mulus, dan tidak panas kena terik matahari.
Nabi Ismail yang ditinggal ibundanya mencari seteguk air minum diberi keajaiban oleh Allah yang maha dahsyat. Hanya dengan hentakan kaki bayi mungil keluarlah air yang jernih hingga sekarang tak pernah surut.
Bahkan dari air itu banyak faedah bagi yang meminumnya. Kita menyebutnya dengan namannya air zamzam. Tidak berbau dan tahan lama sampai kapanpun.Tak mengenal kadaluwarsa bagi air zamzam ini. Menjadi obat dari segala penyakit dan masih banyak manfaat air zamzam ini. Subhanallah, Allahu Akbar…
Melihat perjuangan yang tak kenal lelah, pantang menyerah dan keikhlasan sebagai bukti kecintaan dan ketaqwaan pada Allah SWT yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya menjadi suri tauladan kita.
Nabi Ibrahim bapak yang iman dan taqwanya tak perlu diragukan lagi. Nabi Ismail anak yang shalih yang layak kita banggakan. Ibu Siti Sarah dan Siti Hajar merupakan ibu dan istri yang sabar, penuh perjuangan, wanita tangguh, tak pantang menyerah dan tak pernah mengeluh.
Keikhlasan dan pengorbanannya buat belajar kita semua. Dengan kemampuan kita masing-masing kita bisa melihat sendiri perjuangan apa saja yang sudah kita lakukan. Semoga semua perjuangan dan pengorbanan yang kita lakukan bertujuan mulia sama dengan Nabi Ibrahim dan keluarganya yakni menumbuhkan rasa cinta dan taqwa serta iman kepada Allah Azza Wajalla. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.