RajaBackLink.com

Banten menginginkan Sosok Sang Demokrasi Sejati: Menang dan Kalah mempunyai Jiwa yg Besar demi Kemajuan Daerah

*Banten menginginkan Sosok Sang Demokrasi Sejati: Menang dan Kalah mempunyai Jiwa yg Besar demi Kemajuan Daera*

Serang Kota, 23 Maret 2025
Dalam setiap kontestasi politik, baik pemilihan kepala daerah maupun pemilihan umum lainnya, kemenangan dan kekalahan adalah hal yang wajar. Demokrasi sejati bukan untuk merebut kekuasaan, tetapi bagaimana menerima hasil dengan lapang dada. Pemimpin yang sejati adalah mereka yang menjunjung tinggi nilai demokrasi dan memahami bahwa kemenangan dalam berpolitik bukanlah sekedar soal kekuasaan, tetapi amanah untuk melayani rakyat.

Setiap pemilihan kepala daerah, seperti Bupati, wali kota atau gubernur, melibatkan seluruh warga sebagian dari proses demokrasi. Ketika hasil diumumkan, sejatinya yang menang bukan hanya kandidat terpilih, tetapi seluruh masyarakat yang telah menggunakan hak pilihnya dengan bebas dan adil. Oleh karena itu, pemimpin yang terpilih harus menjadi simbol persatuan, mengayomi semua pihak, termasuk mereka yang sebelumnya berada di pihak lawan.

Sebaliknya, bagi yang kalah, demokrasi mengajarkan nilai legowo atau berlapang dada. Menerima kekalahan dengan sikap sportif bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kedewasaan politik. Pemimpin yang sejati tidak akan membiarkan ego pribadi menghalangi semangat kebersamaan dalam membangun daerah.

Sayangnya, dalam beberapa kasus, demokrasi sering kali disalahartikan. Ada yang menjadikan kemenangan sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan dan bahkan memusuhi lawan politik. Inilah yang disebut sebagai demokrasi kebablasan, di mana rivalitas politik berujung pada dendam dan pembelahan masyarakat.

Banten, sebagai salah satu daerah dengan sejarah politik yang dinamis, membutuhkan sosok pemimpin yang berjiwa negarawan. Seorang pemimpin sejati tidak akan menggunakan jabatannya untuk membalas dendam atau menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Sebaliknya, ia harus mampu merangkul semua pihak dan membangun daerah dengan semangat kebersamaan.

Politik yang sehat adalah politik yang santun dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Jika para elite politik hanya sibuk bertikai dan tidak memiliki visi yang jelas untuk kemajuan daerah, maka stagnasi akan menjadi kenyataan yang tak terhindarkan.

Seorang pemimpin sejati memahami bahwa memimpin bukanlah tentang kepentingan pribadi atau kelompok, melainkan tanggung jawab besar terhadap masyarakat. Ia harus mampu menghadirkan kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat dan pembangunan berkelanjutan.

Keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya diukur dari seberapa besar dukungan politik yang ia miliki, tetapi juga dari sejauh mana ia mampu menciptakan harmoni di tengah perbedaan. Masyarakat yang beragam membutuhkan pemimpin yang bisa merangkul, bukan memukul.

Dalam menjalankan roda pemerintahan, seorang kepala daerah harus berdaulat dalam keputusannya, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu yang bisa menghambat kemajuan. Kepemimpinan yang kuat bukanlah tentang dominasi, tetapi tentang kemampuan untuk menjadi teladan bagi rakyatnya.

Pemimpin yang baik juga harus memberikan ruang bagi kritik dan masukan. Demokrasi tidak akan berkembang jika kritik dianggap sebagai ancaman. Sebaliknya, kritik yang membangun harus menjadi bahan evaluasi dalam menjalankan pemerintahan.

Rakyat akan lebih menghormati pemimpin yang transparan, jujur, dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Sikap otoriter dan antipati terhadap oposisi justru akan menciptakan ketidakpercayaan yang bisa merugikan stabilitas daerah.

Sejarah telah banyak menunjukkan bahwa daerah yang maju adalah daerah yang pemimpinnya mampu menciptakan kolaborasi, bukan konflik. Rivalitas politik memang tidak bisa dihindari, tetapi harus tetap berada dalam batas-batas yang sehat dan beretika.

Ketika pemimpin dan lawan politiknya bisa bekerja sama pasca pemilihan, maka yang diuntungkan adalah masyarakat. Sebaliknya, jika yang terjadi justru saling menjatuhkan, maka rakyatlah yang akan menjadi korban dari konflik yang tidak perlu.

Oleh karena itu, sudah saatnya para elite politik di Banten menunjukkan sikap kenegarawanan yang sesungguhnya. Pemilihan kepala daerah bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari tanggung jawab besar untuk membawa daerah menuju kemajuan.

Masyarakat pun memiliki peran penting dalam menjaga demokrasi agar tetap sehat. Kesadaran untuk memilih pemimpin berdasarkan kapabilitas dan rekam jejaknya harus terus ditanamkan agar politik yang sehat dapat terwujud.

Pemimpin yang baik akan dikenang bukan karena seberapa besar kekuasaannya, tetapi karena seberapa besar pengaruh positif yang ia berikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, demokrasi sejati harus tetap dijaga, agar setiap pemimpin yang terpilih benar-benar menjadi pelayan rakyat, bukan hanya penguasa.
( Alx daker )

 





Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *