star7tv.com – lebak – Forum Silaturahmi Pondok Pesantren Kabupaten Lebak, Banten, mengajak para santri di daerah setempat tidak terjebak politik identitas menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum 2024.
“Politik identitas itu bukan jati diri santri dan pesantren karena bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Wakil Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSSP) Kabupaten Lebak K.H. Deden Farhan saat memperingati Hari Santri 2022 di Lebak, Jumat.
Menurut ia, kehadiran santri dan pesantren sebagai tonggak pemersatu semua kelompok maupun kalangan dari Sabang sampai Merauke.
Deden mengatakan peringatan Hari Santri menjadikan momentum untuk membangkitkan persatuan dan kesatuan karena Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman perbedaan agama, suku, ras, sosial, budaya, dan bahasa.
Di tengah keanekaragaman perbedaan itu, santri dan pesantren tetap membangun rasa kebersamaan untuk perjalanan bangsa agar menjadi lebih baik.
“Kita sebagai santri tentu harus membuktikan jadi tonggak utama penopang NKRI,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Terpadu Al Farhan di Lebak.
Ia menambahkan lahirnya Hari Santri juga menjadi momentum membangun kebersamaan untuk melawan politik identitas.
Oleh karena itu, para santri dari mana pun berasal, baik berbeda suku maupun bahasa, harus tetap memegang nilai-nilai kebersamaan dalam merayakan peringatan Hari Santri.
“Para santri jangan sampai terbawa-bawa politik identitas, tetapi santri harus berpegang teguh untuk membangun empat pilar kebangsaan, yakni ideologi Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Empat pilar kebangsaan itu sudah harga mati bagi santri dan pesantren,” kata Deden.
FSSP Kabupaten Lebak juga tidak henti-hentinya selalu mengajak dan menyampaikan hal itu, termasuk pada Festival Hari Santri bahwa santri itu adalah sebagai penopang NKRI.
Meski politik identitas tidak bisa hilang begitu saja, Deden menyebut di Kabupaten Lebak situasi itu relatif kecil.
“Kita terus meminimalisasi politik identitas itu dengan membangun kebersamaan dari kelompok dan kalangan mana pun untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Ketua Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Lebak.
FSSP LEBAK AJAK SANTRI TIDAK TERJEBAK POLITIK IDENTITAS JELANG PEMILU
Forum Silaturahmi Pondok Pesantren Kabupaten Lebak, Banten, mengajak para santri di daerah setempat tidak terjebak politik identitas menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum 2024.
“Politik identitas itu bukan jati diri santri dan pesantren karena bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Wakil Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSSP) Kabupaten Lebak K.H. Deden Farhan saat memperingati Hari Santri 2022 di Lebak, Jumat.
Menurut ia, kehadiran santri dan pesantren sebagai tonggak pemersatu semua kelompok maupun kalangan dari Sabang sampai Merauke.
Deden mengatakan peringatan Hari Santri menjadikan momentum untuk membangkitkan persatuan dan kesatuan karena Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman perbedaan agama, suku, ras, sosial, budaya, dan bahasa.
Di tengah keanekaragaman perbedaan itu, santri dan pesantren tetap membangun rasa kebersamaan untuk perjalanan bangsa agar menjadi lebih baik.
“Kita sebagai santri tentu harus membuktikan jadi tonggak utama penopang NKRI,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Terpadu Al Farhan di Lebak.
Ia menambahkan lahirnya Hari Santri juga menjadi momentum membangun kebersamaan untuk melawan politik identitas.
Oleh karena itu, para santri dari mana pun berasal, baik berbeda suku maupun bahasa, harus tetap memegang nilai-nilai kebersamaan dalam merayakan peringatan Hari Santri.
“Para santri jangan sampai terbawa-bawa politik identitas, tetapi santri harus berpegang teguh untuk membangun empat pilar kebangsaan, yakni ideologi Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Empat pilar kebangsaan itu sudah harga mati bagi santri dan pesantren,” kata Deden.
FSSP Kabupaten Lebak juga tidak henti-hentinya selalu mengajak dan menyampaikan hal itu, termasuk pada Festival Hari Santri bahwa santri itu adalah sebagai penopang NKRI.
Meski politik identitas tidak bisa hilang begitu saja, Deden menyebut di Kabupaten Lebak situasi itu relatif kecil.
“Kita terus meminimalisasi politik identitas itu dengan membangun kebersamaan dari kelompok dan kalangan mana pun untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Ketua Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Lebak.